Bagaimana Terjadi Pasang Surut di Laut

Pasang surut di laut merupakan fenomena alami yang terjadi secara rutin dan dapat diamati setiap hari di hampir seluruh pesisir dunia. Fenomena ini terjadi karena adanya interaksi antara gaya gravitasi Bulan dan Matahari serta rotasi Bumi yang mempengaruhi permukaan laut. Pasang surut ini sangat penting untuk kehidupan ekosistem pesisir dan mempengaruhi banyak aspek seperti pelayaran kegiatan perikanan dan juga iklim.

Pada dasarnya pasang surut terjadi karena pengaruh gaya gravitasi yang bekerja antara Bumi Bulan dan Matahari. Meskipun Matahari memiliki massa yang sangat besar pengaruh gravitasi Bulan terhadap Bumi jauh lebih kuat. Hal ini karena Bulan lebih dekat dengan Bumi dibandingkan dengan Matahari. Gaya gravitasi yang ditarik oleh Bulan menyebabkan air laut di sisi yang menghadap Bulan tertarik untuk menonjol atau “terangkat” menciptakan apa yang kita kenal sebagai “pasang” di bagian tersebut.

Namun bukan hanya air laut di sisi yang menghadap Bulan yang terpengaruh. Sisi yang berlawanan juga mengalami pasang meskipun penjelasannya agak lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh gaya sentrifugal yang timbul akibat perputaran Bumi dan Bulan di orbitnya. Ketika Bumi berputar bagian lain dari Bumi yang tidak menghadap langsung ke Bulan juga merasakan gaya sentrifugal yang menyebabkan air laut juga terangkat di sisi yang berlawanan. Dengan demikian pasang terjadi di dua sisi Bumi secara bersamaan.

Selain Bulan Matahari juga berperan dalam fenomena pasang surut meskipun pengaruhnya lebih kecil dibandingkan Bulan. Ketika posisi Matahari Bumi dan Bulan sejajar (baik saat Bulan baru maupun Bulan purnama) gaya gravitasi Matahari dan Bulan bekerja saling memperkuat yang menyebabkan pasang menjadi lebih tinggi dari biasanya. Fenomena ini disebut sebagai “pasang besar” atau “spring tide”. Sebaliknya saat posisi Bulan dan Matahari membentuk sudut 90 derajat gaya gravitasi keduanya bekerja saling menetralkan menyebabkan pasang surut lebih rendah dari biasanya. Fenomena ini disebut sebagai “pasang kecil” atau “neap tide”.

Pasang surut di laut terjadi dalam siklus yang dapat diprediksi dengan tepat. Biasanya ada dua kali pasang tinggi dan dua kali pasang rendah dalam satu hari. Dalam satu siklus penuh fenomena pasang surut ini dapat berlangsung selama 24 jam 50 menit. Durasi siklus ini sedikit lebih lama dibandingkan dengan periode rotasi Bumi karena adanya pergerakan Bulan mengelilingi Bumi.

Secara keseluruhan pasang surut adalah salah satu contoh fenomena alam yang sangat teratur dan dipengaruhi oleh hukum-hukum fisika yang berlaku di alam semesta. Walaupun terlihat sederhana pemahaman tentang pasang surut memiliki banyak aplikasi praktis terutama dalam bidang kelautan dan lingkungan hidup. Para ilmuwan menggunakan pengetahuan ini untuk memprediksi pergerakan kapal mengatur kegiatan perikanan hingga memitigasi bencana alam seperti tsunami. Dengan terus mempelajari pasang surut kita dapat lebih memahami dinamika laut dan memanfaatkannya untuk kepentingan manusia dan ekosistem.